BEBERAPA
SITUS SEJARAH DAN KEPURBAKALAAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Betang
Tumbang Gagu
Lokasi
Desa Tumbang Gagu
terletak di wilayah Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Untuk mencapai ke
lokasi ini ada pilihan seperti, pertama dari Palangka Raya menuju Kasongan
dengan kendaraan jalan darat berjarak 84 km memakan waktu 1 jam. Dari sini ke
Tumbang Samba memmakan speed boat atau kelotok, jarak ± 128 km dan menginap di
Tumbang Samba (ibukota Kecematan Katingan Tengah). Esok harinya berangkat dan
menggunakan speed boat atau kelotok yang melewati Riam Marikit, Riam Tabera dan
sebagainya. Sesampai di desa Penda Tanggaring, dari sisni jalan kaki ± 7 km
melalui kebun karet dan kebun buah-buahan penduduk.
Kedua, dari Palangka
Raya menuju Kasongan, Kasongan menuju sungai, dari sinilah menumpang kelotok
memudiki sungai Mentaya dan memasuki sungai Kalang barulah tiba di desa Tumbang
Gagu atau lokasi Betang Tumbang Gagu yang memakan waktu ± 11 jam.
Lokasi
Bangunan
Sejak betang ini
didirikan maka seluruh keluarga memanfaatkan bangunan ini sebagai wadah
pertemuan dan tempat melindungi keluarga dari bahaya kayau mengayau. Hal ini
dimungkinkan karena kolong betang setinggi 6 meter dari permukaan tanah.
Adapun ruang pada betang ini sebagai berikut :
·
Ruang Bunter dan Karamo (untuk
perempuan)
·
Ruang Rais (untuk perempuan)
·
Ruang Manis (untuk perempuan)
·
Ruang Antang (untuk laki-laki)
·
Ruang Balai Kandang,
·
Ruang Borak (untuk laki-laki)
·
Balai Tinggi.
Disamping ruangan pada
bangunan induk masih terdapat kerayan dapur 3 buah, penghuni yang masih ada
berjumlah 6 kepala keluarga. Dan dibawah Betang terdapat jembatan kayu
(Bapatah) sepanjang 60 m. Semua bahan bangunan didominasi kayu ulin (latin : Eusdezoxylon Zwageri).
Betang cukup terpilihara dengan baik terlihat keadaannya
sebagai berikut :
·
Ukuran situs betang, panjang 104 m dan
lebar 106 m.
·
Ukuran betang, panjang 54 m dan lebar 16
m.
·
Jumlah tiang utama 30 buah dengan Ø 25 –
Ø 35 cm.
·
Memakai tangga tradisional (hejan).
·
Serambi muka yang dinamakan Balai Tinggi
langsung berfungsi sebagai tempat meletakan Hejan.
·
Walaupun atap sirap sudah diganti, namun
rangka masih asli.
·
Dihalamannya terdapat bangunan seperti
Kerangking (lumbung padi), Sandung, Sapundu dan Pantar yang sudah lapuk.
·
Menurut informasi, dahulu mengelilingi
situs ini ada Kuta (pagar).
Nilai
Sejarah
Betang pertahanan
Antang Kalang ini dibangun oleh Antang Beliau yang berasal dari daerah sungai
Kahayan di kampung Bukit Rawi, cucu dari Tamanggung Rawi dan istrinya bernama
Tukai juga berasal dari pedalaman sungai Kahayan, yaitu kampung Batu Nyiwuh. Di
Desa Tumbang Gagu mengalir sungai Kalang, maka orang-orang mengatakan dia
sebutan Antang Kalang.
Sejak betang ini
dibangun seluruh keluarga besar memanfaatkan Betang sebagai tempat pertemuan
adat, musyawarah, tempat melindungi dari serangan asang, alam dan bahaya
serangan binatang buas.
Menurut informasi dari
keturunannya pada zaman ini harga getah nyatu sangat baik dipasaran luar
Borneo, bahkan beliau berniaga sampai Singapura.
Antang Kalang, sehingga
akhir hidupnya ± berusia 125 tahun, beliau meninggal pada tahun 1950.
Kegiatan
Pemugaran
Betang ini pernah mendapat dana dari
- APBN, Studi Kelayakan
- APBD, Fisik Bangunan, tahun 1994/1995
Daftar
Pustaka
- · Anjae , Dra. Hj, dkk.2008.Benda Cagar Budaya dan Situs Daerah Kalimantan Tengah, Diskripsi.Palangka Raya: CV. Merah Delima
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussangat bermanfaat sejarah Rumah Betang
BalasHapus