Senin, 04 Juni 2012

Betang Tumbang Gagu


BEBERAPA SITUS SEJARAH DAN KEPURBAKALAAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Betang Tumbang Gagu

Lokasi
Desa Tumbang Gagu terletak di wilayah Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Untuk mencapai ke lokasi ini ada pilihan seperti, pertama dari Palangka Raya menuju Kasongan dengan kendaraan jalan darat berjarak 84 km memakan waktu 1 jam. Dari sini ke Tumbang Samba memmakan speed boat atau kelotok, jarak ± 128 km dan menginap di Tumbang Samba (ibukota Kecematan Katingan Tengah). Esok harinya berangkat dan menggunakan speed boat atau kelotok yang melewati Riam Marikit, Riam Tabera dan sebagainya. Sesampai di desa Penda Tanggaring, dari sisni jalan kaki ± 7 km melalui kebun karet dan kebun buah-buahan penduduk.
Kedua, dari Palangka Raya menuju Kasongan, Kasongan menuju sungai, dari sinilah menumpang kelotok memudiki sungai Mentaya dan memasuki sungai Kalang barulah tiba di desa Tumbang Gagu atau lokasi Betang Tumbang Gagu yang memakan waktu ± 11 jam.

Lokasi Bangunan
Sejak betang ini didirikan maka seluruh keluarga memanfaatkan bangunan ini sebagai wadah pertemuan dan tempat melindungi keluarga dari bahaya kayau mengayau. Hal ini dimungkinkan karena kolong betang setinggi 6 meter dari permukaan tanah.
Adapun ruang pada betang ini sebagai berikut :
·         Ruang Bunter dan Karamo (untuk perempuan)
·         Ruang Rais (untuk perempuan)
·         Ruang Manis (untuk perempuan)
·         Ruang Antang (untuk laki-laki)
·         Ruang Balai Kandang,
·         Ruang Borak (untuk laki-laki)
·         Balai Tinggi.
Disamping ruangan pada bangunan induk masih terdapat kerayan dapur 3 buah, penghuni yang masih ada berjumlah 6 kepala keluarga. Dan dibawah Betang terdapat jembatan kayu (Bapatah) sepanjang 60 m. Semua bahan bangunan didominasi kayu ulin (latin : Eusdezoxylon Zwageri).
Betang cukup terpilihara dengan baik terlihat keadaannya sebagai berikut :
·         Ukuran situs betang, panjang 104 m dan lebar 106 m.
·         Ukuran betang, panjang 54 m dan lebar 16 m.
·         Jumlah tiang utama 30 buah dengan Ø 25 – Ø 35 cm.
·         Memakai tangga tradisional (hejan).
·         Serambi muka yang dinamakan Balai Tinggi langsung berfungsi sebagai tempat meletakan Hejan.
·         Walaupun atap sirap sudah diganti, namun rangka masih asli.
·         Dihalamannya terdapat bangunan seperti Kerangking (lumbung padi), Sandung, Sapundu dan Pantar yang sudah lapuk.
·         Menurut informasi, dahulu mengelilingi situs ini ada Kuta (pagar).

Nilai Sejarah
Betang pertahanan Antang Kalang ini dibangun oleh Antang Beliau yang berasal dari daerah sungai Kahayan di kampung Bukit Rawi, cucu dari Tamanggung Rawi dan istrinya bernama Tukai juga berasal dari pedalaman sungai Kahayan, yaitu kampung Batu Nyiwuh. Di Desa Tumbang Gagu mengalir sungai Kalang, maka orang-orang mengatakan dia sebutan Antang Kalang.
Sejak betang ini dibangun seluruh keluarga besar memanfaatkan Betang sebagai tempat pertemuan adat, musyawarah, tempat melindungi dari serangan asang, alam dan bahaya serangan binatang buas.
Menurut informasi dari keturunannya pada zaman ini harga getah nyatu sangat baik dipasaran luar Borneo, bahkan beliau berniaga sampai Singapura.
Antang Kalang, sehingga akhir hidupnya ± berusia 125 tahun, beliau meninggal pada tahun 1950.
Kegiatan Pemugaran
Betang ini pernah mendapat dana dari 
  • APBN, Studi Kelayakan
  •  APBD, Fisik Bangunan, tahun 1994/1995

Daftar Pustaka

  • ·         Anjae , Dra. Hj, dkk.2008.Benda Cagar Budaya dan Situs Daerah Kalimantan Tengah, Diskripsi.Palangka Raya: CV. Merah Delima

2 komentar: